Bisnis kuliner di Indonesia
memang menjanjikan bagi para
pengusahanya dan tidak ada matinya. Meskipun kaki lima
tapi banyak para pengusahanya yang mendapat omset menyaingi restoran berkelas
bintang lima.
Asal murah, enak dan bersih, saya dan keluarga akan enjoy saja makan disitu begitupun
dengan penikmat sajian kuliner lainnya yang penting nikmat dan terjangkau di
kantong. Oiya, biar sekelas warung tenda tetapi kalau sudah punya nama rasanya
sudah menjadi pemandangan biasa melihat mobil-mobil antri dan berderet untuk
makan kesitu, justru restoran – restoran yang bertebaran disekitarnya kadang2
saya lihat tidak seramai warung-warung tenda yang mangkal. I love live at Indonesia and
proud as Indonesian Citizen because of this..sebagai salah satu Surganya
kuliner di dunia ini. Pengalaman saya jalan-jalan di beberapa tempat di Indonesia dan
beberapa negara, membuat saya mempunyai tempat yang ok untuk warung-warung
pinggir jalan ini atau lapak-lapak yang menjual makanan di setiap daerah. Hanya
kalau di luar negeri saya mati gaya,
soalnya sebagai pencinta masakan rumahan dan jajanan tradisional kadang lidah
saya membuat saya menjadi stress untuk memilih dan memilah kira-kira makanan
mana yang akan saya sukai plus penampakan dari makanan tersebut harus
benar-benar look good and yummie..Percaya atau tidak, hampir di setiap
perjalanan saya ke tempat baru, maka sebelumnya saya akan search di Mbah Google
dimana wisata kuliner yang bisa saya datangi dan recommended. Hanya saja
ternyata saya tidak bisa sepenuhnya percaya rekomendasi di Top 10 halaman
pertama si Mbah ini karena kadang-kadang ada juga yang ternyata terlalu highly
appreciated but the taste..biasa saja. Ujung-ujungnya kembali ke Street Food. Saya
baca juga di media internet bahwa hampir 50% para wisatawan yang berkunjung ke
suatu tempat wisata maka akan search di internet dimana tempat-tempat lokasi
wisata kuliner yang enak dan rata-rata Street Food ikut andil bikin terkenal
suatu daerah. Yah untuk memastikan yang di makan sesuai dengan tema
perjalanannya dan juga bisa jadi oleh-oleh cerita dan rekomendasi ke
teman-teman nantinya.
Jajanan pinggir jalan bertaburan
lokasinya di setiap daerah. Penjual yang menjual jajan pasar merupakan favorit
buat saya. Waktunya pun bisa terbagi-bagi, Street Food pagi hari, siang hari
sampai malam hari. Jualannya juga ga hanya model lapak, gerobak tetapi ada juga
yang pakai mobil atau motor. Misal kalau pagi, dekat rumah saya ada sekolah
yang penjualnya bermobil. Menggunakan mobil-mobil keluarga mereka jadikan pagi
harinya untuk berjualan sarapan pagi mungkin ada juga yang sambil mengantar
anaknya sekolah kemudian lanjut jualan makanan di sekolahan atau didekat
ruko-ruko kantor dan tentunya harga bebas pajak dong hehehe. Menuliskan tentang
makanan di Jakarta..waaaa
kalau ingat itu rasanya saya hanya bisa menelan ludah sehubungan saat ini saya
masih bertugas di Papua. Kalau tinggal di kotanya sih memang banyak penjual
makanan kaki lima hanya kan
saya di gunung jadi hanya bisa membayangkan rumah Ibu saya yang dikelilingi
penjual-penjual makanan kaki lima.
Kalau saya petakan, biasanya Street Food berlokasi di depan rumah sakit- rumah
sakit, sekolah-sekolah, perkantoran, pasar tradisional, pasar modern, sepanjang jalan pasar kaget di
suatu daerah, sekitaran mall-mall, Pintu gerbang perumahan atau suatu kompleks,
di ruko-ruko yang kalau malam tidak beroperasi, mungkin masih ada lagi hanya
untuk sementara data-data ini yang saya peroleh selama saya menjadi pemburu
kuliner hehehe.
Bulan Puasa, juga merupakan ajang
bisnis baru bagi pengusaha dadakan untuk street food plus lahan tambahan
pendapatan tentunya. Mengapa tidak? Bagi beberapa orang yang bekerja atau
penghuni keluarganya sedikit atau tidak sempat masak di rumah sepertinya
melihat taburan makanan untuk berbuka puasa tampak menggoda mata dan selera
bagi siapa saja yang melihatnya sepanjang jalan perjalanan pulang. Tidak perlu
capai-capai masak, irit waktu dan bisa memakan makanan apa saja yang diingini
untuk berbuka puasa asal tahu siapa penjual yang makanannya enak pastilah akan diantri
oleh para pembeli. Setiap hari semua
media akan meliput dimana lokasi-lokasi street food bisa dijumpai dan pastinya
lezat. Bisa jadi merupakan awal dari perkembangan usahanya. Banyak para penjual
makanan apabila tempat usahanya sudah diliput media televisi atau media cetak
yang terkenal maka tempat usahanya jadi banyak pengunjungnya. Percaya deh..
Trend Street Food mau tidak mau,
menurut saya…akhirnya membuat hotel-hotel berbintang, mall-mall dan ITC-ITC
juga ikut bersaing untuk menyediakan menu- menu jajanan kaki lima tersebut. Bagi beberapa orang, mungkin
malas berjibaku ke pasar, antri, waktunya yang ga pas atau kepanasan di
tenda-tenda penjualan makanan akan memilih membeli di tempat-tempat seperti
ini. Harga? Jangan tanya lumayan mahal. Semisal untuk panganan risoles yang
biasa saya beli di kisaran harga 1000 – 3000 rupiah (tergantung isinya) di
pasar tradisional bisa saya beli sekitar 6000 – 10000 rupiah atau bisa lebih
mungkin. Belum lagi makanan beratnya tetapi hal tersebut tidak menurunkan daya
beli toh tetap ada pangsa pasarnya. Seperti saya yang akhirnya membeli di mall
ternama meskipun mahal, abis sudah keburu pingin sementara pasar kalau siang
sudah sepi lo..Saya menyicipi menu ala
Street Food di hotel-hotel berbintang
kalau pas liburan saja dan itupun pas sarapan pagi (soalnya sudah satu paketkan
kalau menginap di hotel akan mendapat sarapan pagi). Saya bisa dengan puas
memilih makanan tradisional yang jarang saya jumpai atau menu khas dari daerah
tersebut meskipun rasanya setara dengan
biaya menginap di hotel tersebut hahaha.
Jadi menurut saya, Street Food di
Indonesia
akan selalu berkembang dan berkembang plus seiring dengan inovasi makanan yang
diciptakan. Yah hari gini, penjual makanan enak dan murah tuh sudah banyak
banget kalau ga banyak buat inovasi dan pemikiran kreatif yah bisa jadi hanya
jadi penjual yang laku saat makanan tersebut booming. Eh iya disini tuh makanan
pun bisa jadi trend seperti halnya fashion or model gaya rumah. Contohnya untuk dunia kuliner
bagian baking, ada brownies kukus, rainbow cake, velvet cake atau buat cake
ultah dengan tema-tema yang lagi in di media social seperti Angry Birds,
Film-film kartun anak yang lagi ngetop dan notabene bisa jadi penghasilan
dadakan yang lumayan pada tahun kemarin hingga saat ini. Penamaan suatu menu
makanan juga bisa menjadi trend, contoh untuk menggambarkan sesuatu yang pedas
kadang para penjual menamai makanan andalannya ada kata “setan”,” gila”, “jupe”
– bukan artis nih tetapi juara pedas atau seperti kripik pedas dibikin per
level untuk kepedasannya dan sekali lagi itu mengatrol penjualan si pedagang.
Strategi Marketing kalau bahasa kuliah bisnis itu juga harus dimainkan. Hanya
saja tidak perlu harus kuliah bisnis, sekali lagi kreatif dan innovative dan
aplikasi langsung ke pasar. Indonesia, pada
setiap kawasannya khususnya suatu lokasi dimana banyak orang tinggal maka
disitulah ada titik-titik kawasan Street Food. Bisa menjadi lahan bisnis bagi
seseorang yang cinta dengan memasak dan berkreasi serta memiliki jiwa usaha
karena setiap manusia masih membutuhkan makan sebagai proses menjalankan hidup,
setiap orang berbeda pencapaian kriteria apa yang harus dimakan, ada yang
memiliki taste makanan harus enak, ada yang
penting bisa mengisi perutnya atau ada yang senang ber”wiskul” saja agar
mendapat pengalaman baru dan lain-lain. Indonesia
begitu kaya akan sajian menu-menu
jajanan kaki lima.
Jajanan kaki lima
bisa merupakan warisan budaya tidak ternilai yang bisa dipertahankan terus
–menerus oleh bangsa ini, terutama untuk jajan pasar, menu-menu tradisional dan
menu khas dari suatu daerah tertentu dimana akhirnya menjadi buah tangan
apabila seseorang berkunjung di suatu daerah. Contoh Menu Gudeg, Serabi Solo,
Surabi Oncom, Martabak Bangka, Mpek-mpek, Batagor, Lumpia Semarang dan masih
banyak lagi yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Berbanggalah menjadi
orang Indonesia karena
begitu banyak yang bisa kita banggakan dan salah satunya kuliner Indonesia.
Sekedar informasi juga, saya punya cita-cita membangun bisnis kuliner dengan
berbasis makanan khas ala rumahan. Hasrat dan semangat saya bisa menjadi salah
satu orang yang mempertahankan warisan budaya bangsa ini. Semoga bisa terwujud
segera. Amiin