Sejak ada Gempa di Pangandaran, issue tentang gempa semakin ga jelas. Yg bikin panik kalo Jakarta kena Gempa tambah lagi tanda2 dari awan gempa. Meski aku di Irian, tetap aja cemas ga kira2. Ada ortu, adik, sanak keluarga, sahabat n teman2 dekat. Sedih, cemas n takut karena Bapakku tubuhnya sudah lumpuh separuh. Duh..Ya Allah semoga Engkau selalu melindungi Ayah, Ibu dan sanak saudara kami dari bencana. Amin. Iseng aku coba pelajari apa sih Gempa itu. Eh nemu blog yang ok banget. Namanya rovicky.wordpress.com. Disitu ada topik2 menarik dan penjelasan seputar bencana gempa. Jelasinnya tuh yang kaya orang dongeng gitu. Oh jadi begitu...eh ternyata kaya gini ya...wah pokoknya kemasan bahasanya asyik lah, jadi rada dong gitu. Aku ambil dari sana artikel tentang awan gempa itu, berikut copy-pastenya. Yang lagi heboh sebagai email hoax, awan yang lurus itu lo...
Awas …. Awan gempa !
13th July 2006
Beneran nih anda harus hati-hati kalau mendengar ada awan gempa. Karena sebentar lagi temen anda barangkali akan kebingungan lari nabrak-nabrak anda, hati-hati juga syapa tahu sebelahmu langsung kabur bawa motor, … lari kenceng tanpa mikir !!!.Sebabnya ? Karena mereka ndak tau apa sebenernya awan lurus ini.
(foto diatas diambil di KLCC, Kuala Lumpur dekat Petronas Twin Tower beberapa hari lalu oleh Pak Isra)
Tulisan ini aku buat khusus buat pembaca Detik.com yg membaca berita detik yg menyesatkan disini : Awan Panjang Aneh di Bantul Pertanda Petaka ?. Dari jurnalistik kejelekan berita tersebut adalah tidak adanya verifikasi dari pihak-pihak yg terkait, terkesan memprovokasi, dan seandainya akan membandingkan sisi “science vs non-science” isinya sangat tidak balance. Berita di detik.com tersebut dapat dianggap sebagai berita penyebar keresahan. Sorry … secara jurnalistik jelas sangat buruk !!. Hal ini malah menunjukkan bahwa detik.com bukanlah sumber berita yg yg baik, alih-alih malah menjadi termasuk salah satu website penyebar isu seperti artikel detik.com ini. Atau kalau ada yg berkenan bisa pula dianggap sebagai provokator.
Awan lurus yg sering disinggung-singgung sebagai pertanda akan ada gempa ini beberapa kali terlihat disekitar Kuala Lumpur seperti dalam foto diatas itu. Untunglah, kebetulan ada teman di Kuala Lumpur yg memotret dan dibagi-bagi buat kamu-kamu semua. Nah masih inget pelajaran tentang awan wektu SMP, ndak ? Inget ga ada berapa jenis awan ?
Inget-inget donk … kan dulu ada istilah ada awan cumulus, ada awan cirrus, cumulus, stratus, nimbus dll. Dimana masing-masing awan ini memiliki karakteristik khusus baik terjadinya dan bahkan juga isi atau penyusunnya. Ada yg terdiri dari gumpalan titik-titik air juga ada yg berupa kristal-kristal air atau es dll. Kalau mau detilnya coba tengok web ini, ini memang web pakai bahasa inggris skalian latihan blajar bahasa Inggris lah yaw.
Nah awan yg terlihat di Kuala Lumpur ini sering banget kelihatan. Bahkan dalam dua hari lalu beberapa kali terlihat, tapi ndak ada tuh gempa di Kuala lumpur. Bahkan kamu tahu kan daerah Kuala Lumpur itu kegempaannya sangat kecil. Masih inget tulisan tentang kegempaan sebelumnya disini ndak ?
Awan Kobe di Jepang. Mengapa awan ini begitu terkenal ?
Gempa yg terjadi di Kobe tahun 1995 merupakan kejadian gempa yg menelan banyak korban. Jepang yg sudah canggih dalam hal ilmu kegempaanpun masih juga mengalami musibah dan bencana. Dan seolah olah menjadikan “monumen” khusus di abad moderen di Jepang. gempa berkekuatan 6.9 ini menjadi “insiden” khusus. Nah, itulah kemudian banyak bermunculan issue-issue seputar gempa Jepang ini. Salah satunya “isu awan lurus” ini berawal dari bencana gempa Kobe. Issue awan lurus ini ndompleng gempa Kobe tahun 1995 itu dan menyebar lewat media internet dengan cepat. Bahkan menjadi berkembang sebagai mitos.
Kalau memang benar di Kobe ada awan sebelum gempa, sangat mungkin itu hanyalah kebetulan saja. Kebetulan ada awan, kebetulan setelah itu ada gempa. Tetapi bahwa awan itu pertanda gempa sama sekali tidak berdasar. Sama halnya ketika saya sedang duduk menghadap ketimur kemudian ada hujan deres setelah itu, tetapi saya yg sedang duduk santai jelas tidak ada hubungan dengan hujan deres disitu kan ?
Nah bagaimana kalau ada “tarikan” elektromagnetis seperti yg diisukan juga ?
Kita tahu bahwa mekanisme gempa itu adalah akibat tekanan yg terlepaskan atau disebut elastic rebound … atau “pelentingan” dari kata “melenting”. Kalau memang stress atau tekanan batuan yg menyebabkan gempa itu merubah sifat-sifat elektromagnetis bumi, maka gempa-gempa susulan tentunya juga menunjukkan hal yang sama bukan ? dan juga karena prosesnya proses pelentingan tentunya stress atau tekanan yg ada dalam batuan itu terjadinya tidak sesaat saja, atau prosesnya berjalan kontinyu. Sedangkan awan ini hanya muncul saat tertentu saja. Berati munculnya awan dan gempa jelas tidak ada hubungan korelasionalnya, kan ?Selain itu gempa-gempa susulan yg terjadi, walaupun kekuatannya kurang dari gempa utama namun proses terjadinya ya sama saja. mengapa tidak ada tanda-tanda akan adanya gempa susulan yg diamati ? Electromagnetik Frekuensi rendah, mungkin merupakan sesuatu harapan. Namun eletrmagnetik ini belum cukup untuk bisa dianggap sebagai precursor gempa. Masih banyak studi yg harus dilakukan. Sedangkan pengamatannya pun tidak bisa dengan kasat mata.
Jadi tidak benar kalau awan lurus ini merupakan pertanda akan ada gempa. Lah, buktinya wong saya masih di Kuala Lumpur ga ada gempa kok padahal dua hari lalu ada awan lurus yg dipotret teman saya Pak Isra.
Namun ada juga hal lain yang harus kamu perhatikan bahwa, gempa merupakan proses dari dalam bumi, sedangkan awan merupakan fenomena meteorologi. Artinya “perangai” awan akan lebih dikontrol oleh kondisi meteorologi daerah tersebut. Misalnya angin, suhu dan morofologi atau bentuk pegunungan. Inget ngga mengapa awan itu pertanda daratan ? kalau orang hilang ditengah lautan maka dia akan mencari daratan dengan cara melihat arak-arakan awan rendah. Karena awan ini menunjukkan dimana daratan. Coba perhatiin kalau sedang di laut. Itu akibat perbedaan temperatur darat dan laut yg lebih berpengaruh.Mengapa aku tidak percaya awan gempa ?(Lihat juga uraian mitos awan gempa disini)Gempa yg terjadi di Bumi ini sudah jutaan kali dan statistik dibawah menunjukkan bahwa gempa berkekuatan diatas 6SR telah terjadi 70 kali hanya ditahun 2006 (7 bulan). Namun tidak ada awan gempa yg menjadi penjelasan khusus sebelum terjadinya. Artinya munculnya awan gempa hanyalah kebetulan. Jadi awan gempa sebagai pertanda awal sebelum gempa hanyalah kebetulan, bukan kebenaran. Dalam statistik maka korelasionalnya sangat rendah.tenyata he..he..
Nah gitu deh ceritanya. Seneng rasanya bisa menemukan tempat baru untuk berilmu. Paling tidak kan kita harus mengenali lingkungan kita dalam menghadapi bahaya bencana gempa ini selain berserah diri kepada Allah SWT.
No comments:
Post a Comment